Sabtu, 27 Juni 2009

Penetapan Fosfor Bray - I (Tersedia)

I. JUDUL PERCOBAAN
PENETAPAN FOSFOR BRAY-I (TERSEDIA)


II. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui berapa banyak kandungan fosfor tersedia di dalam tanah.































III. DASAR TEORI
A. Fosfor
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan).

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka (Anonim 1; 2009)

Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti satu bahanb baker yang sangat universal untuk semua aktifitas biokimia dalam sel hidup. Ikatan Adenosin Trifosfat (ATP) yang berenergi tinggi melepaskan energi untuk kerja bila diubah menjadi Adenosin Difosfat ( ADP). Fosfor merupakan unsur yang sangat penting untuk tulang dan gigi. Hubungan fosfor dalam tanah dan tanaman untuk kesehatan hewan yang digembalakan diketahui dengan baik. Disini, perhatian akan dipusatkan pada perkembangan pengertian keadaan alami fosfor dari tanah dan kondisi yang mengendalikan pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman.

Biasanya fosfor membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari dalam tanah oleh tanaman adalah daya larut yang rendah dari sebagian besar senyawa fosfor yang mengakibatkan konsentrasi yang rendah untuk dapat digunakan dalam larutantanah pada suatu waktu. Dan fosfor yang tersedia kebanyakan terdapat sebagai H2PO4- dalam larutan tanah. H2PO4- diimobolosasi oleh tanamandan jasad renik dan sejumlah fosfor yang nyata dalam tanah diubah menjadi bentuk organic dimineralisasi.


B. Siklus Fosfor dalam Tanah
Kulit bumi mengandung kira-kira 0,1 % fosfor. Berdasarkan hal ini, fosfor dalam satu hektas irisan alur kebanyakan tanah dapat menghasilkan 50.000 bushel biji-bijian ( 20.000 bushel per are ). Ini tidak termasuk v yang dapat diabsorbsi oleh akar pada kedalaman dibawah lapisan bajak. Fosfor bagaimanapun umumnya membatsi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besqar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanah pada setiap waktu tertentu. Sebagian besar fosfor dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi sebagai apatit.

Fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) nmerupakan sebagian besar mineral apatit yang dikenal. Fluoraptit mengandunf Fluor (F), yang mendukung struktur kristal yang sangat stabil dari tahan terhadap pelapukan. Strukturnya sama dengan tulang gigi; pemberian fluor dalam air direncanakan untuk menggabungkan fluor ke dalam gigi untuk meningkatkan ketahanan terhapap kerusakan. Apatit menahan perlahan-lahan dan fosfor tersedia terjadi sebagian besar H2PO$- dalam larutan tanhah. H2po4- diimobilisas oleh tanaman dan mikroorganisme; jumlah fosfor yang nyata dalam tanah diubah ke dalam bentuk organic selam pembentukan tanah. Seperti halnya dengan nitrogen fosfor organic dimineralisasi m( proses 3) untuk melengakapi sub siklus dari keseluruhan siklus fosfor di atas.

Perbedaan utama diantara siklus nitrogen dan fosfor dalam tanah adalah bahwa bentuk tersedia nitrogen ( ammonium dan nitrat) adalah ion-ion relative stabil yahng tetap tersedia untuk digunakan tanaman. H2PO4- sebaliknya bereaksi cepat dengan ion-ion lainnya dalam larutan tanah supaya menjadi tidak begitu mudah larut atau tidak tersedia bagi tanaman. Reaksi dengan kalium, besi dan alumunium umumnya terjadi. Fosfat juga diadsorbsi kuat pada permukaan liat oleh penempatan kembali OH dari liat ( pertukaran ligand) suatu keseimbangan dimantapkan di antara konsentrasi H2PO4- dalam larutan tanah dan bentuk mineral yang tetap. konsentrasi fosfor dalam larutan terutama merupakan suatu fungsi kelarutan bentuk fosfor yang tetap. Pada umumnya, terjadi penurunan kelarutan dan ketersediaan dalam ordo kalsium fosfat, fosfat yang diadsorbsi liat, dan besi serta alumunium fosfat (Foth, 1998).

Bentuk fosfat dominan yang tersedia bagi tanaman ad alah H2PO4-.Keberadaan air penting untuk penyerapan fosfor dalam tanah. Di dalam larutan tanah, ion merupakan fungsi pH. Bila pH turun sampai di bawah 5,5, besi dan aluminium yang terlarut meningkat sekali. Hal ini menyebabkan peningkatan fosfor sebagai besi fosfat dan aluminium fosfat. Persediaan fosfor yang terbaik adalah pada kisaran 6 dan 7.

Kadar fosfor yang sangat rendah dalam lautan tanah pada suatu saat berarti bahwa pencucian memindahakan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanaman kurang menyolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dengan kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendorong kedewasaa yang lebih awal.

Dibanding dengan daur O,N,C, dan S, daur P jauh lebih sederhana. P hanya terlarutkan dalam larutan masam atau dalam keadaan tereduksi. Maka fase larutannya terbatas (Notohadiprawiro; 1999).

Unsur P dalam bentuk H2 PO4-HPO4 2 -sangat penting untuk proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi.

Baik bila terjadi proses yang terjadi di permukaan daun, seperti respirasi dan transfer energi, maka otomatis struktur yang dimiliki juga mengikutinya. Pada daun aglaonema akan membuat daun terlihat lebih mengkilat dan warna lebih keluar. Sebab, P juga mendukung proses fotosintesis sebagai pabrik pengolahan makanan di tanaman.

Gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan,warna hijau daun lebih gelap dari yang normal. Selain itu, daun di bagian bawah sering berwarna keunguan, terutama diantara tulang-tulang daun. Parahnya, di tahap kritis daun akan terlihat rapuh dan mudah layu, seperti tak mempunyai kekuatan untuk berdiri dan akhirnya menghambat pertumbuhan daun baru tanaman (Anonim 2; 2009).




C. Ketersediaaan P di Dalam Tanah
Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik.Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah , Gambar 20 menunjukkan bagian dunia yang kekuranagn P (Handayanto dan Hairiyah,2007)
Posfor organik di dalam tanah terdapat sekitar 50% dari P total tanah dan bervariasi sekitar 15-80% pada kebanyakan tanah. Bentuk-bentuk fospat ini berasal dari sisa tanaman, hewan dan mikrobia. Di sini terdapat sebagai senyawa ester dari asam orthofospat yaitu inositol , fosfolipid, asam nukleat, nukleotida, dan gula posfat. Tiga senyawa yaitu inositol fospolopid dan asam nukleat amat dominan dalam tanah.Inositol fospat dapat mempunyai satu sampai enam atom P setiap unitnya, dan senyawa ini dapat ditemukan dalam tanah atau organisme hidup (bakteri) yang dibentuk secara enzimatik. Asam nukleat sebagai DNA dan RNA menyusun 1-10% P-organik total. Sel-sel mikrobia (bakteri) sangat kaya dengan asam nukleat. Jika organisme tersebut mati maka asam nukleatnya siap untuk dimineralisasi.
Ketersediaan P-organik bagi tanaman sangat tergantung pada aktivitas mikrobia untuk memineralisasikannya. Namun seringkali hasil mineralisasi ini segera bersenyawa dengan bagian-bagian anorganik untuk membentuk senyawa yang relatif sukar larut. Enzim fostafase berperan utama dalam melepaskan P dari ikatan P-organik. Enzim ini banyak dihasilkan dari mikrobia tanah,terutama yang bersifat heterotrof. Aktivitas fosfatase dalam tanah meningkat dengan meningkatnya C-organik,tetapi juga dipengaruhi oleh pH , kelembaban temperatur dan faktor lain.Dalam kebanyakan tanah total P-organik sangat berkorelasi dengan C-organik tanah, sehingga mineralisasi P meningkat dengan meningkatnya C-organik. Semakin tinggi C-organik dan semakin rendah P-organik semakin meningkat immobilisasi P. Fosfat anorganik dapat diimmobilisasi menjadi P-organik oleh mikrobia dengan jumlah yang bervariasi antara 25-100%.
Bentuk P-anorganik dapat dibedakan menjadi P aktif yang meliputi Ca-P, Al-P, Fe-P dan P tidak aktif, yang meliputi occhided-P , reductant-P , dan mineral P primer.Fospor anorganik di dalam tanah pada umumnya berasal dari mineral fluor apatit. Dalam proses hancuran iklim dihasilkan berbagai mineral P sekunder seperti hidroksi apatit, karbonat apatit, klor apatit dan lainnya sesuai dengan lingkungannya. Selain itu ion-ion fospat dengan mudah dapat bereaksi ion Fe3+,Al3+,Mn2+ dan Ca2+, ataupun terjerap pada permukaan oksida-oksida hidrat besi, aluminium dan hidrat.
P-anorganik berupa senyawa 3Ca(PO4)CaF Fluor apatit, 3Ca3(PO4)2CaCO3 Carbonat apatit, 3Ca2(PO4)2Ca(HO)2 Hidroksi apatit, 3Ca3(PO4)2CaO Oksi apatit, Ca(PO4)2CaCO3 Tri kalsium Phosfat, Ca3(PO4)2 Dikalsium phosfat, AlPO42H2O Variscit, FePO42H2O Strengit (Elfiati,2005).
D. Peranan P Untuk Tanaman
Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto dan Hairiyah,2007).
Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme.
Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha untuk menghasilkan berat basah tanaman 4200 kg/ha (Premono,2002).
Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamati secaa visual, yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesa protein. Gejala lain adalah nekrotis atau kematian jaringan pada pinggir atau helai daun diikuti melemahnya batang dan akar terhambat pertumbuhannya.

Kekurangan p dalam tanah menyebabkan :
· Tanaman kerdil
· Daun-daun kecil
· Daun berwarna hijau tua
· Daun tua menunjukkan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya
· Pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil
· Pembentukan akar kurang baik dan bintik akar sering tidak terbentuk (Anonim 3; 2009)

Buntan (1992) menjelaskan fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat melimpah di kerak bumi. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam proses fotosintesis. Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fostor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5). Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen(Ca(H2PO4)2).
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak. Mineral-mineral fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit {Ca5 (PO4)3 (F,Cl,OH)} adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 .H2O), dan milisit {(Na,K) CaAl6 (PO4)4 (OH)9 3H2O}.
Apatit memiliki struktur kristal heksagonal dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat fisik yang dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat jenis 3,15 3,20, dan kekerasan 5. Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis batuan.beku, sedimen, dan metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatit dan urat-urat hidrotermal. Selain sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan berwarna bagus biasanya digunakan untuk batu permata.
Reservoir fosfor berupa lapisan batuan yang mengandung fosfor dan endapan fosfor anorganik dan organik. Fosfat biasanya tidak atau sulit terlarut dalam air, sehingga pada kasus ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kehadiran mikroorganisme dapat memicu percepatan degradasi fosfat. Sumber fosfor organik dalah perbukitan guano. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton. Cadangan fosfat yang ada di Indonesia adalah sekitar 2,5 juta ton endapan guano (0,17 - 43% P2O5) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton fosfat marin dengan kadar 20 - 40% P2O5. Masuknya fosfor ke laut sebesar 3,3 x 1011 mol P th. Jika aktivitas manusia (anthropogenic), seperti perusakan hutan dan penggunaan pupuk dimasukkan, maka jumlah fosfor yang masuk ke laut akan meningkat sebesar 3 kali lipat, yaitu 7,4 - 15,6 x 1011 mol P th . Siklus P pada Gambar 21 (Buntan, 1992).




















IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat : 1. Timbangan analitik
2. Spectro Photometer
3. Tabung reaksi
4. Pipet
5. Erlenmeyer 50 ml,dan
6. Corong




b. Bahan
1) P – A = larutan pengekstrak 0,030 NH4F + 0,25 HCl
I = 37 gr NH4F/liter dalam botol plastic
II = 40,4 ml HCl 37 %/liter
III = campuran 30 ml larutan I dan 50 ml larutan II jadikan 1L

2) P – B
I = 3,8 gr (NH4)6MoO24 – 4H2O dalam 300ml air 60°C
II = 50 gr H3BO3 dalM 300 ml air hangat
III = 75 ml HCl pekat + larutan I campuran + larutan II dan jadikan 1L

3) P – C
Ø Campur dan giling/aduk bersama-sama sampai rata 2,5 gr 1 amino 2 naphthol 4 Sulphanic Acid,5 gr Na2SO3 (Natrium Sulfid), dan 146 gr Na2S2O5 (Natrium Disulfat).
Ø Larutkan 8 gr / 50 ml air panas

4) Larutan stock 500 ppm P
Ø 2,1970 gr KH2PO4 kering 40°C /liter
Ø Stock 100 ppm P 5 ml
Ø Stock 500 ppm P 100 ml




V. PROSEDUR KERJA
1. Timbang 1,5 gr contoh dalam Erlenmeyer 100 ml
2. Tambahkan 15 ml (P-A)
3. Kocok 5 menit dalam skala 9 dan saring dalam tabung reaksi
4. Pipet 5 ml ekstrak dalam tabung reaksi
5. Tambahkan 5 ml P-B dan 5 tetes P-C, kocok hingga homogeny
6. Buatlah standar masing-masing 0, 0.5, 1.0, 1, 1.5, 2.0, dan 2.5 ppm P
7. Tambahkan 5 ml P-B, volume dijadikan 10 ml denagan P-A dan 5 tetes P-C
8. Kocok hingga homogeny dan biarkan 15 menit untuk intensitas warna optimal.
9. Ukur absorban/ konsentrasi dengan spektro photometer denagn panjang gelombang 660 mm
10. Buatlah grafik dari konsentrasi larutan standar dengan absorban hasil pengukuran, untuk mencari konsentrasi larutan contoh.

VI. HASIL PENGAMATAN & PERHITUNGAN

Standar
Contoh
Konsentrasi
Absorbant
Konsentrasi
Absorbant
0
0
1,4072
0,192
0,5002
0,067
0,9791
0,133
1,0081
0,137
3,7144
0,51
1,429
0,195
0,2391
0,031
Konsentrasi Standar Terhadap Absorbant Contoh
Konsentrasi
Absorbant
0
0,031
0,5002
0,133
1,0081
0,192
1,429
0,51








KADAR AIR TANAH
KEL. 1
1,0565
KEL. 2
1,0725
KEL. 3
1,0916
KEL. 4
1,057





KANDUNGAN P DALAM TANAH
P3 (Tanah Aluvial)
29,734136
P2 (Tanah PMK)
21,001695
P4 (Tanah Gambut)
81,0927808
P1 (Tanah Sambas)
5,054574








VII. PEMBAHASAN
Praktikum penetapan fosfor dengan cara metode Bray I ini ditujukan untu mengetahui jumlah P yang tersedia di dalam tanah. Variabel tanah yang kita gunakan ada empat macam, yakni tanah aluvial, tanah PMK, tanah gambut yang merupakan tanah organik, serta tanah yang berasal dari Sambas dengan dua tipe pereaksi yaitu pereaksi A dan pereaksi B.

Yang kita amati dari praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi serta absorbant daripada masing-masing tanah untuk kemudian mengetahui kandungan P yang ada di masing-masing tanah dengan menggunakan rumus:

P tanah (ppm) = 15/w . 10/5 . konsentrasi larutan . [100 + KA/100]

Dimana KA adalah kadar air untuk masing-masing jenis tanah dan w adalah berat contoh. Namun sebelumnya kita harus mengukur konsentrasi serta absorbant masing-masing tanah dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan panajng gelombang 660 mm. Dari pengukuran tersebut kita dapat melihat bahwa tanah gambut memiliki konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga tanah lainnya yakni, 3,7144. Begitu pula dengan nilai daripada absorbant yang tertinggi yang dimiliki pula oleh tanah gambut. Hal ini disebabkan karena tanah gambut memiliki sifat yang sangat berbeda dengan ketiga jenis tanah lainnya. Jika tanah aluvial, tanah PMK dan tanah dari Sambas tersebut merupakan tanah mineral yang tentu saja mengandung mineral yang tinggi, tanah gambut adalah tanah organik yang kaya akan bahan organik yang dapat menyebabkan tingginya konsentrasi dan absorbant yang dimilikinya. Setelah mengetahui nilai daripada konsentrasi dan absorbant nya kita dapat menghitung kandungan P tersedia yang berada di masing-masing tanah dengan rumus diatas serta data-data hasil pengamatan yang telah dicantumkan pada bagian hasil pengamatan dan perhitungan. Dari perhitungan tersebut, kita juga dapat melihat bahwa tanah gambut memiliki unsur hara esensial yakni P-tersedia yang tinggi. Sebaliknya, tanah mineral asal Sambas hanya memiliki kandungan P-tersedia sekitar 5 % saja.

Seperti yang diperintahkan, grafik dari konsentrasi larutan standar dengan absorbant hasil pengukuran menunjukkan garis yang lurus. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan standar dengan absorbant hasil pengukuran cocok dan sesuai dengan yang semestinya.


VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, maka dapat kita simpulkan bahwa:
Tanah gambut yang merupakan tanah organik memiliki kandungan P-tersedia yang paling tinggi, yakni sekitar 80 %.
Tanah mineral asal Sambas memiliki kandungan P-tersedia yang paling rendah, yakni hanya sekitar 5 %.
Dari haisl praktikum kita dapat melihat bahwa tanah mineral rata-rata memiliki kandungan P-tersedia sebesar 5 % – 30 %. Berbeda dengan tanah organik yang memiliki kandungan P-tersedia > 80 %.
Konsentrasi dan absorbant pada tanah dapat dijadikan indikator kandungan P-tersedia yang terkandung di dalamnya.




IX. SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, kebersihan pada saat praktikum sangat diperlukan.
Selain itu, ketelitian juga menentukan akurasi hasil daripada praktikum. Misalnya ketelitian pada saat pemipetan,dll.

















DAFTAR PUSTAKA


Anonim 1 ; www.wikipedia.org
Anonim2 ; www.spmabanjarbaru.sch.id/index.
Anonim 3 ; www.sulsel.litbang.deptan.go.id/index.
Buntan,A.1992. Efektivitas Bakteri Pelarut Fospat dan Kompos terhadap
Peningkatan Serapan P dan Efisiensi Pemupukan P pada Tanaman Jagung. IPB Bogor.
Elfiati,D.2005. Peranan Mikroba Pelarut P terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Fakultas Pertanian USU.Medan
Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Erlangga.Jakarta.
Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah
Sehat. Edisi 3. Pustaka Adipura.
Notohadiprawiro. 1999. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 204-205.
Premono.Widyastuti,R. 1992. Pengaruh BPF terhadap Serapan Kation Unsur
Mikro Tanaman Jagung pada Tanah Masam.Bandung

5 komentar:

  1. apakah bentuk fosfor tersedia selalu dalm ukuran Bray I???...
    kalo BrayII dan III trus gimana??? kalo P olsen gmn???...
    bisa dijelaskan??..

    BalasHapus
  2. Bgaimana hasilnya klau menggunakan Metode Truog.. bisa dijelaskan??

    BalasHapus
  3. trims kk senior,,, data nya sama dgn tugas aku ni...wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  4. thanks 4 information...

    BalasHapus